Selasa, 03 November 2009

Ku Meminta....

Pagi berganti siang dan siang berganti petang ,adzan berkumandang dengan syahdu bergetar hati nan lembut, saatnya shalat magrib tiba dan ku basuhkan kedua tanganku dengan air jernih nan suci, lalu ku basuh wajah, telingan dan kedua kaki Q….

Dengan berharap mendapatkan sebuah keridhoan allah swt..Q ambil sebuah jubah putih dank u kenakan..subhanallah begitu tenang dan damai..amasalah dan kepengatan dalam sehari ini begitu hilang seketika dan tak tersisa yang ada hanyalah hikmah hari nie untuk lebih baik dan menjadi yang lebih baik….sebuah makna kehidupan yang manis dan disertai sebuah kesabaran .

Q coba raih surat – surat cintamu ya rabb dengan khusyuk dan hikmat dan meminta keridhoanmu ya rabb…ku ucap bismillahirahmannirohim..subhanallah hati bergetar dan jantung berdetak kencang..sungguh dasyat arti kalimat itu….walau pendek namun besar maknanya….

Ya rabb sungguh karuniamu tak henti2 menghujamkan diriku agar aq teringat akan nikmat dan kasih sayangmu..ya rabb maafkanlah hambamu ini yang sering lalikan perintahmu..maafkanlah hamba mu ini yang selalu menutup telingan akan perintahmu dan buta akan nikmatmu..ya allah….

Ya allah yang maha tinggi yang maha agung

Ku meminta padamu tuk selalu menegurku akan kehilafanku ….

Jadikanlah aq sebagai hambamu yang salalu bersyukur

Dan menjadi salah satu umat kekasihmu baginda rasulullah

Dan menjadi salah satu muhjidah dalam agamu ya allah

Karuniakanlah aq seseorang yang shalaeh ya dapat membimbingku agar selalu menjadi hamba yang mengingatmu

Jadikalah aq seseorang wanita yang shaleh dan dapat dipercaya

Bimbinglah aq sebagai hamba yang selalu mengerjakan apa2 yang kau perintahkan…

Karena cintamulah yang aq harapakan

Tanpamu aq tak dapat hidup dan bernafas..aq tidak akan menangis karena urusan dunia namun tetaskan air mataku ini akan kasihmu ya rabb

Jumat, 30 Oktober 2009

Rembulan dan sang pujangga

pujangga..
kau hampiri aq disaat q sendiri
dan kau hibur aq ketika q sepi
kau usap air mata yang menets di pipi
dan dengan bahumu kau sandarkan aq diatasnya

pujangga
kau buat aq simpati
kau buat aq jatuh hati akan sikapmu
dan kau buat aq mencintaimu

dengan laksana badai ditengah laut kau meyakinkan aq akan itikad baikmu
dan aq menerima itikad itu sebagai tanda aq pun memiliki akan yang kau rasakan
hingga kau ajak aq ditengah taman kota dan kau tunjukan cahaya rembulan dibalik awan
dan kau ucapkan "sungguh engkau lebih cantik dari bulan purnama"
dan rembulan tersipu malu kan tatapan sang pujangga......


by...sang pujangga
rembulan....
dinginnya malam membuat cahayamu kelabu

ketika cahaya pujangga meredup

pagi cerah menjemput q dengan cahay sinarnya yang menyengat, membuat aq semakin terlena dengan keindahannya..dan seperti bisa aq melakukan aktifitas dipagi hari Q ..dengan memulai semangat baru dan hari yang baru pula q persapkan diri dengan setumpuk agenda biru...
hah ...tas yang berisikan laptop q gendong..q berjalan menghampiri pintu dan q raih kedua tangan kedua orang tua q sebelum beranjak pergi mencari setitik ilmu dan secuil harapan ....
q jajaki jalan yang penuh debu...hingga q sampai ke kampuz kesayangan q ...dan q duduk diatara teman2 satu jurusan ...dan q raih handphone dan berharap ada sms masuk darinya ..
harapan q terwujud ..ya sms dari seseorang yang aq harapkan yang q beri nama FOFEYE ..seseorng yng membuat dunia q berbeda menjdi diri sendiri dn hal2 yang menajubkan....
namun tiba2 persaan bahagia itu pun berubah dengan sms yang tidak aq harapkan..sesuatu yang aq lakukan dianggap sebuah keegoisan baginya....entah siapa yang salah ..aq atau dya
atau salah ketik kah...
cahaya pujangga q merdup karena rembulan tak seindah dimalam hari....

Jumat, 12 Juni 2009

Nantikanku di Batas Waktu

Nantikanku di Batas Waktu
Album : Masa Muda
Munsyid : edCoustic

Dikedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Reff :
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi kesyurga abadi

Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu

Sabtu, 23 Mei 2009

Belajar Dari Kehilangan

Belajarlah dari kehilangan
Duhai diri yang acap kali lalai.

Wahai Zat Yang Maha Pendidik
Engkau hilangkan setelah Kau berikan
tanda Kau masih bentangkan waktu itu,
"Berbenahlah"! kata-Mu

Belajarlah dari kehilangan
dari keteledoran
atau dari takdir-Nya untukmu,
sebab
Hak-Nya mengambil milik-Nya,
dan wajibmu memetik hikmah
untuk mendekat
merapat
dan membuat-Nya "bahagia"

kembali
adalah ridha-Nya setiap membaiknya dirimu.

Jawaban Sebuah Teka-Teki

Sepertinya tak ada yang salah dengan pagi itu... Tapi entahlah, aku merasa sangat berat untuk masuk ke dalam kelas. Walaupun sebenarnya aku sama sekali tidak mengetahui apakah dia berada di dalam atau tidak. Setengah jam aku lewatkan satu mata kuliah dengan begitu saja. Ku duduk di sebuah bangku panjang bersama seorang teman ku. Ku lepaskan keresahanku lewat guyonan-guyonan. Yah, cukup sedikit mampu untuk mengendurkan saraf-saraf ku.

Setelah merasa sedikit nyaman, aku berdiri dan beranjak menuju kelas. Tanpa memperhatikan siapapun, ku tuju sebuah bangku yang akan ku duduki. Ku letakkan tas ku di atas meja, seorang lelaki berbalik ke belakang dan menyapa ku. Tersentak, aku pun melemparkan senyum. Pikiranku begitu tak karuan, pembicaraan dosen seperti angin lalu bagiku. Aku merasa takut untuk mempertanggung jawabkan sms-sms bodoh ku, sms-sms yang semestinya tidak harus pernah sampai di handphone-nya. Sebuah kesalahan yang tak seharusnya aku lakukan.

***
Selama ini ada sesuatu yang tidak pernah bisa ku artikan, karena ku tak pernah memperoleh sebuah arti dari lisannya. Sesuatu yang tidak pernah ku ketahui, karena ku tak pernah memperoleh sesuatu yang membuat aku benar-benar tahu. Aku hanya mampu menterjemahkan yang aku tahu, dan menunggu apakah dia seperti yang aku tahu??

Menunggu, sebuah kata yang cukup penuh dengan teka-teki, antara dua kondisi, kepastian dan ketidakpastian. Butuh waktu yang sangat begitu lama untuknya mengungkapkan. Namun, saat itu waktu berkata lain, "bapak tua" yang tak ku kenal itu telah membawaku ke sebuah perjalanan yang harus ku lewati, sebuah itikad baik, kenapa aku tidak mencoba?? Toh, dia tidak seperti yang aku tahu, dan aku pun juga tidak tahu darinya. Ku mencoba menjalani sebuah pilihan yang telah dipilihkan oleh "bapak tua" itu. Walaupun, hatiku masih mempertanyakan keingintahuanku. Satu minggu sudah ku mencoba menjalani pilihan "bapak tua" itu.

Suatu hari, ba'da ashar handphone ku berdering. Kuambil, handphone ku disamping bantal, karena saat itu aku masih tertidur. Suara seorang lelaki yang aku kenal mengucap salam. Ada apa dia menelpon ku, tanya ku dalam hati. Dia pun mengutarakan perasaannya pada ku, dengan nada pelan ku menjelaskan keadaanku saat itu. Terlambat. "Bapak tua" itu telah memilihkan jalan untukku. Sejak saat itu ku merasakan keraguan, aku tidak ingin menyakiti siapapun. Ku mencoba bertahan dengan jalan yang dipilihkan untukku, meskipun aku harus merasa terkekang oleh pilihan "bapak tua". Seluruh kegiatan ku dimonitori olehnya, kebebasanku dengan sahabatku menjadi renggang. Setiap hari harus menerima telepon, setidaknya aku kan masih punya kegiatan lain yang harus aku selesaikan. Keadaan seperti itulah yang semakin membuatku bimbang, aku sepertinya tidak sanggup berjalan seperti ini.

Ku mencoba sharing dengan seorang teman curhat terbaik ku, yap dia adalah ibu ku. Kuceritakan keadaan dan posisiku. Tanpa banyak comment, ibu ku hanya menyuruhku untuk shalat istikharah. Aku melaksanakan apa yang ibu perintahkan padaku. Setelah berkali-kali melaksanakannya, hatiku telah bulat untuk mengambil sebuah keputusan. Aku akan lebih tenang bila aku tidak meneruskan perjalanan itu. Ku ambil handphone-ku dan segera menghubunginya, dengan penuh rasa bersalah dan berdosa aku menjelaskan padanya, aku tidak mungkin hidup seperti ini, dan aku pun telah memberikan kesempatan yang sama? Aku tahu dia sakit karena keputusanku, tapi Alhamdulillah, aku yakin dia cukup dewasa untuk mengambil sikap. Dan dishalat malam ku, ku mendoakannya semoga dia mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik dari aku. Terimakasih banyak ku ucapkan padanya, banyak pelajaran yang ku terima darinya...

Seusai perjalanan yang telah "bapak tua" berikan padaku, aku kembali dekat dengan lelaki yang terlambat itu. Tak ada yang berubah dengan hubungan pertemananku dengan lelaki terlambat itu, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan tapi tidak ada yang memaksa aku berbicara. Ada sesuatu yang ingin ku ketahui tapi tak ada sebab aku harus tahu. Namun, di sisi lain, aku masih sangat ingin menjaga perasaan seseorang yang telah ku sakiti. Aku berusaha dalam diamku , itu jauh lebih adil buat lelaki yang telah ku sakiti. Aku ingin tahu apa yang aku ingin tahu, tapi aku tidak ingin menjalani yang akan kuketahui. Karena aku ingin orang yang telah ku sakiti mendapatkan penggantiku. Tidak mungkin bagiku untuk menjalani dengan lelaki itu, karena mereka berdua adalah teman baik, dan sikonnya pun tidak memungkinkan. Aku ingin mendengar orang yang telah ku sakiti mendapat penggantiku, barulah aku akan mencari tahu apa yang tak pernah ku ketahui.

Jujur, sangat menyebalkan. Tak ada sebab yang memaksa untukku dan lelaki itu berbicara. Ya....biarlah "bapak tua" yang menjawab. Tapi besar hikmahnya bagiku, aku masih bisa menjaga perasaan orang yang telah ku sakiti. Waktu terus berjalan, hari berganti bulan... Teman ku memberi nasehat kepadaku, ia mengatakan bahwa pemikiran ku ini ga adil untuk diriku sendiri. Adapun kejadian yang telah berlalu itu memanglah sudah dan harus barang mesti ku lewati. Ku mencoba menerima nasehat itu dan berusaha lebih bijak dalam mengambil sikap. Akhirnya aku memberi kesempatan "bapak tua" untuk memberi jawaban tentang teka-teki ini. Tak ada sesuatu yang ku dengar darinya... Sudah cukup, mungkin apa yang ku tahu, ga seperti yang ku kira. Dan aku memang tidak pernah tahu, karena dia tidak pernah memberi tahuku. Ku menjauh darinya, mungkin dia pun merasa bahwa ku menjauhinya.

Pada waktu bersamaan ada lelaki lain yang dekat dengan ku. Lelaki itu memberikan kenyamanan, atau mungkin itu hanya penyebab dari kebuntuan teka-teki itu, tidak tahulah. Lagi-lagi "bapak tua" itu datang memberi satu perjalanan lagi bagiku. Suatu kebimbangan, haruskah aku menunggu lagi yang tidak pernah ku ketahui atau kah aku akan menjalani sesuatu yang telah ku ketahui dari "bapak tua" itu. Namun, sebelum aku memutuskan untuk berjalan dengan arus "bapak tua", aku sempat mempertanyakan akan perasaan lelaki itu, aku ingin mencari tahu yang tidak pernah ku ketahui. Tapi tak ku dapat sebuah jawaban, dia bingung dengan dirinya. Sudah cukup, itu menunjukkan dia tidak sebesar rasanya untukku. Ok, kembali lagi ke prinsip ku, jalani sesuatu yang telah pasti, abaikan sesuatu yang aku sendiri masih belum tahu jawabannya. Mungkin benar, dia tidak seperti yang ku kira. Buktinya, sampai dua orang yang punya itikad baik denganku mampu mengungkap, sedangkan dia??? Uhhh, yah kembali lagi pada-NYA, lagi-lagi hanya "bapak tua" yang akan bisa menuntun untuk menemukan jawabannya. Aku pun harus menjauhi dia kembali, aku hanya ingin kejadian seperti dulu. Aku tidak ingin melukai hati orang lain lagi. Dan aku ingin mengusir kebimbanganku, sedikit kenyamanan pun aku dapatkan, walaupun kadang terbesit rasa keingintahuanku tentang yang ia pikirkan tentang diriku.

Sebulan, dua bulan, aku mengikuti arus yang "bapak tua" berikan padaku. Banyak hal yang telah "bapak tua" berikan padaku, pelajaran hidup dan arti sebuah kedewasaan. Perbedaan cara pandang dan prinsip, telah mengajariku arti sebuah kesabaran. Melaluinya aku ditempa, bagaimana aku harus masuk kedalam pemikiran orang lain tanpa harus meninggikan ego. Terimaksih atas segala pelajaran yang dia berikan padaku.

Aku merasa kali ini mungkin lelaki itu telah menyerah, karena untuk kedua kalinya aku menjalani sebuah perjalanan yang ku lewati dengan yang lain. Tak ada arus yang dapat ku hadang, semua berjalan begitu saja. Aku semakin menjauhinya, dan aku pun merasakan bahwa dia pun telah menjauh dariku.

Aku tak ingat dengan begitu pasti, hari apakah sore itu. Melalui chatting ku mendapat informasi dari lelaki yang pernah ku sakiti, bahwa dia akan menikah. Dia pun mempertanyakan hubungan ku dengan teman dekatnya itu. Ku jawab apa adanya, bahwa aku tidak bersama dia. Dia pun mengeluarkan pendapatnya bahwa temannya itu pantas dengan ku. Aku hanya terdiam, tak satupun komentar yang aku lemparkan. Dia seperti memberikan energi bagiku, pertama aku merasa bahagia karena dia telah mendapatkan wanita yang baik, kedua aku merasa lega karena selama kesendiriannya aku belum pernah sama sekali membicarakan keingintahuanku lebih lanjut. Dan mungkin lelaki kedua yang "bapak tua" berikan di hidup ku, adalah suatu pembelokan bagiku yang telah menyelamatkanku dari pelanggaran yang mungkin akan ku lakukan. Ternyata, aku baru mampu belajar, banyak hikmah dari sebuah kejadian...... Terimakasih untuk kalian....

Dari percakapan melalui chatting tersebut, ada sebuah dorongan yang menuntun ku untuk mencoba membicarakan dengannya. Biar semua menjadi jelas, dan tak ada lagi sebuah teka-teki.
Kuambil handphone di atas meja di kamar ku, ku mengetikkan sebuah kalimat yang ku kutip dari sebuah buku yang dipinjamkannya untukku. Mungkin bila dia peka dia akan mengerti yang aku maksud.
***
TAnpa terasa, jam kuliah telah selesai, memang saat itu dosen tidak begitu lama mengisi mata kuliah tersebut. Setelah dosen keluar dari ruangan, satu per satu teman-teman ku pun mulai meninggalkan ruangan pula. Ruangan sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa teman-temanku saja, termasuk dirinya. Aku menangkap gelagat lelaki itu yang sepertinya ingin berbicara denganku. Entahlah, apa yang kurasakan saat itu. Dugaanku benar, dia melontarkan sebuah pertanyaan tentang pernyataan sms yang telah ku kirimkan padanya. Aku tak tahu jawaban apa yang akan ku berikan padanya. Aku pun mencari-cari celah, dengan harapan aku tidak akan pernah berbicara tentang semuanya. Tetapi dia mnyeletuk mendahului pembicaraan. Secara spontan aku pun mengkonfirmasi, dan dimulailah permbicaraan panjang diantara kita. Ok, mungkin sudah saatnya aku ha rus menjelaskan semuanya.. Dan akhirnya semua telah terjawab, saat ini dia telah bersama dengan wanita lain...

***
Manusia hanyalah menjadi lakon dalam sebuah peran, aku tak tahu tentang apa yang terjadi saat ini sebelumnya, begitupun dengan dirinya. Semua telah berjalan sesuai arus, kesempatan- kesempatan pun terlewatkan, namun semua itu telah menjadi sebab-sebab yang mengantarkan kita pada sebuah jalan yang telah dipilihkan-NYA.....

violet

Bagaimana atau Kapan????

Manusia hidup dengan tiga masa di dunia ini. Masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Masa lalu telah menyisakan kenangan. Suka dan duka, pahit dan manis, apapun dan bagaimanapun, mas lalu akan selalu menjadi yang terkenang.

Masa sekarang adalah masa yang sedang ku jalani. Sepenggal perjalanan yang harus aku lewati. Pada setiap penggalan, ku harus merajut sebuah bilik di sudut hati, tempat diri mengais hikmah. Melupakan masa lalu dengan citi-cita dan keinginan-keinginan ku, serta meninggalkan masa depan dengan persepsi-persepsinya. Biarlah esok datang dengan membawa takdirnya. Memberikan segala sebab-penyebab yang membawaku untuk menjalani hidupku.

Allah SWT menjadikan segala sesuatu dengan batasan tertentu, ada zaman yang tidak boleh dilewatinya dan ada waktu yang tidak boleh dilangkahinya. Begitupun dengan persahabatanku. Ada zaman yang harus kami lalui bersama, dan ada pula zaman dimana kami merasakan kehilangan. Sebuah jarak yang memisahkan kita.

Tak ada pilihan bagiku, kecuali menyerahkan semua ini di atas kehendak-NYA serta berusaha memperbaikinya.

Sesungguhnya kesukaran itu ada zamannya dan harus dilewati tanpa menyisakan sedikitpun waktu yang telah ditetapkan. Yang menjadi perhatianku adalah bagaimana aku harus menghilangkan kesukaran itu, bukan menunggu kapan kesukaran itu berakhir.....


Violet



Rabu, 08 April 2009

cerpen bulan

Persahabatan !!!!


createb by:bulan niez


Ketika senja turun dan siang pun berganti malam dimana kandil-kandil pun menyinari sepanjang jalan merpati putih , dan nampak seorang laki-laki duduk diteras rumahnya yang tak jauh dari sungai yang berada ditengah kota bekasi .biasanya laki-laki itu dipanggil heri ia sedang duduk dan memainkan alat musik gitar sambil bersyair cinta.

Hari pertama

Hari ini awal masuk sekolah dimulai , dengan bergegas ia mengendarai motor RxKing kembungnya , tanpa basa basi lagi ia pun meluncur dengan cepat tak diduga ketika ia sedang asyik mengendarai tiba-tiba mesin berhenti ternyata motor yang ia banggakan itu mogok ditengah jalan spontan ia panik , keringat pun tanpa disuruh keluar mengucur deras namun yang ia takutkan bukan karena motornya yang mogok tetapi didepan sana ada petugas yang sedang patroli dan disana pula ia tidak membawa stnk ataupun helm .

“alamak!!!!!, gw gak bawa helm nih!!!”rasa gelisah pun mulai menguasai hati.

Tak lama ia mendorong motornya itu, polisipun menghampirinya dan hati heri mulai berirama,dag..dig..dug....

“ selamat pagi!!!, bisa saya bantu?”tanya seorang polisi

“ bbbbbbbbiiiisaaaaaa om, eh pak !!!!????” jawabnya dengan gagap

Lalu ia dan motornya pun dihantar oleh polisi menuju sekolahnya dengan mobil patroli, sepuluh menit telah berlalu heripun sampai dengan selamat.

Dengan lesu ia memasuki parkiran sekolah dan disana teman sekelasnya pun sudah menunggunya ternyata hendra pun melihat motor heri diangkut oleh polisi.

“assallamuaikum her.....??”tanya hendra sahabatnya

“walaikumsalam....”jawab heri

“ kenape loe?, pagi-pagi tuh muka udah dilipet aja”canda hendra setelah melihat muka sahabatnya begitu BeTe.

“gak ape – ape kok!!, memangnya kenape muka gw ?ada yang ilang ,perasaan gw hidung n’ mulut gw ada satu, mata gw ada dua , masih kumplit deh” jawab heri panjang lebar.

“yeeee....maksud gw tadi motor RxKing kembung loe kok diangkut polisi kesini, loe CS-an sama polisi her??hebat loe ternyata loe bukan jagoan ngegebet cewek tapi juga ngegebet polisi ,hahahaha!!!!” ejek sahabatnya itu

“payah loh.....!!!temen lagi kena musibah malah diledekin, bantuain gw kek!!!” jawab heri dengan nada tinggi.

“ iya...gw bantuin deh!!!tapi ngomong-ngomong bantuin apa nih?”tanya hendra

“gw pulang nebeng motor loe ya!!!!”jawab heri

“haaaaa....!!!kagak deh !!, gw lagi ada perlu mau nganterin nyokap ke tukang urut balik kuliah!!!” sahut hendra dengan cepat

“nyokap loe kena encok ye...”ledek heri

“bukan rematik!!!!udah yuk masuk?”tangkas hendra

Mereka berdua pun memasuki kelas bersama dan disana sudah ada beberapa siswa dan siswi yang sibuk dengan urusan masing-masing. Tanpa berfikir heri pun menghampiri beberapa sahabatnya.

“assalamua’laikum.... wey apa kabar nih sobat-sobatku semua? ”sapa heri dengan ceria.

“baik tuh...”jawab icha sobat paling dekat dengan heri.

“syukur deh ...waduh dah lama gak ketemu tambah cakep aja nih” rayuan gombal heri keluar.

“gombal loe...dah loe gak usah ngegombal sekarang gw minta tolong ma loe ntar balik kul anterin gw ya ketoko buku, maukan ?” ajak icha

“ya pasti ...apa sih yang gak buat loe....!!!!” heri pun setuju

Mereka pun mengikuti pelajaran matematika hari ini , matahari pun sudah di atas kepala, teriknya yang panas membuat otak mereka semakin panas . para siswa 8-1 disebuah sekolah swasta pun bubar dan heri pun keluar dari kelasnya ia teringat bahwa ia akan mengantar icha yang menjadi teman hatinya itu. Namun, terlintas motor yang ia kendarai tadi pagi mogok , otomatis ia gak mw klo icha tw, dengan bergegas ia menghampiri hendra untuk meminjamkan motornya.

“ndra....!!! gw pinjem motor loe ya...?gw gak enak dah janji ma icha bakalan nganterin dia ke toko buku,kan loe tau motor vespa gw mogok “pinta heri

“gak bisa ri....!!!”jawab hendra menolak

“sekaliiiiiieeeee aja besok gak lagi deh !!!please.....”pintanya lagi dengan melas

“trus gw ngapain disini....!!!”tanya hendra

“ ya loe ngapain kek...jagain aja motor gw biar gak da yang ngambil githo”jawab heri

“yeeeee...motor jaman siti nurbaya loe pake sich!!! minta dijagain lagi,eh ri maling aja mikit2 dulu bwt ngambil motor loe tw? Ya udah jangan lama-lama loh , ntar gw kelaperan lagi disinisahut hendra dengan nada kesel

“ya tenang aja , oke!!” heri menyakinkan.

Lalu heri pun memanggil icha dan mengantarnya ketoko buku , jam pun berputar terus dan heri begitu asyik ditoko buku hingga ia lupa bahwa motor yang ia pake milik sahabanya hendra,dilain tempat hendra begitu kesal karena hampir empat jam menunggu diparkiran kampus , kampus sudah mulai sepi para mahasiswa pun tak terlihat lagi hendra pun memutuskan untuk pulang dengan naik angkot .

Hari kedua

keesokan hari nya heri datang kerumah sahabatnya itu untuk mengembalikan motor yang ia pake hampir satu hari .

“assalamualaikum....”salam heri didepan rumah hendra

“walaikumsalam....”terdengar jawaban dari dalam ternyata sang ibu pemilik motor itu yang menjawabnya.

”masuk ri...hendranya ada didalem tuh lagi nyarap nasi!!!kamu dah nyarap belom?”tanya sang ibu.

“ kebetulan bu, saya belum nyarap!!!saya masuk ya bu....”jawab heri dengan begitu semanagat karena ibu menawarkan sarapan yang tidak dapati dirumahnya.

Heri pun masuk dan menghampiri hendra namun sayang, hendra begitu marah dengannya hingga ia tak ingin menyapa sahabatnya dipagi ini. Namun heri tak putus asa ia terus meminta maaf hingga hendra memaafkan dan mereka pun berangkat ke kampus bersama . dasar heri ia pandai merayu siapapun akan merasa kasihan dengan muka melasnya itu.persahabatan mereka penuh dengan cinta karena seorang sahabat tak dapat digantikan oleh apapun

****